Secure Your Spot at ISPE 2025 and Elevate Your Professional Journey!
Register NowSetelah lama dikenal sebagai distributor merek-merek alat musik dan audio, visual, automation, and security (AVAS) ternama di Indonesia, PT Suara Visual Indonesia (SVI) melebarkan sayap. Tiga tahun terakhir, perusahaan yang dipimpin Setiawan Winarto ini menjajal distribusi kendaraan listrik dari luar negeri. Merek seperti Segway, Ford Ojo, Xiaomi Qicycle, Gogoro, dan Vanderhall memilih SVI sebagai distributor resminya di Indonesia.
Lini bisnis baru ini diberi nama Melotronic, singkatan dari Melodia Electronic. SVI sebelumnya memang kondang dengan nama Melodia untuk penjualan alat-alat musik kategori menengah-atas.
Setiawan menjelaskan, sejak enam tahun lalu SVI menjadi holding untuk menaungi diversikasi bisnisnya. “Jadi, sekarang SVI divisinya ada Melodia, Cipta Swara Anugrah untuk AVAS, MSI Music School, dan Melotronic,” kata CEO SVI itu.
Setiawan merupakan next generation leader. Melodia didirikan ayahnya tahun 1980 di Surabaya. Dia melanjutkan perusahaan sejak 1994 selulus sekolah di Amerika Serikat. Tahun 2000, dia membawa Melodia ke Jakarta. Di tangannya, perusahaan terus berkembang. Ruang pajang SVI tersebar di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
Lebih dari 200 merek terkait alat musik yang ditangani Melodia. Merek seperti G&L, Gallien Krueger, Kurzweil, Sennheiser, dan Moog bahkan sudah puluhan tahun memercayai Melodia. Sementara itu, kiprah SVI di bidang audio visual semakin moncer setelah menjadi distributor Samsung sejak empat tahun lalu. Sekarang ada tiga merek besar pada audio dan enam merek besar pada visual yang didistribusikan SVI.
Bukan tanpa alasan SVI merambah audio visual. Selain Setiawan mencintai musik, ranah audio visual juga masih berhubungan erat dengan musik. Dia sendiri ingin membuat ekosistem musicshow yang kuat kendati seiring waktu berjalan ternyata permintaan audio visual lebih banyak berdatangan dari wilayah nonmusik. Lho, kok bisa?
Ya, pelanggan terbesar audio visual saat ini berasal dari rumah ibadah, restoran cepat saji, bioskop, serta sektor pemerintahan. Bahkan, di era pandemi ini, pelanggan dari pemerintahan paling banyak karena mereka sangat mengandalkan TI yang membutuhkan audio visual. “Kami bisa survive di pandemi ini salah satunya karena banyak pelanggan dari pemerintahan,” ungkap Setiawan.
Di sini, SVI juga berperan sebagai system integrator, yang membangun sistem audio visual untuk klien dengan menggabungkan perangkat lunak, perangkat keras, jaringan, dan berbagai produk lain. “Kami punya kemampuan untuk deploy di banyak tempat dalam waktu yang singkat. Mungkin kami sekarang jadi distributor audio visual terbesar di Indonesia, ya. Main business kami sekarang di audio visual,” Setiawan menerangkan.
Dalam menjalankan bisnisnya, SVI juga memiliki jaringan yang kuat. Ada 300 partnernya di seluruh indonesia, yang terdiri dari system integrator dan dealer. “Mereka jual lagi ke pelanggan, kami support di belakangnya. Beberapa juga ada yang kami jual langsung, seperti ke pemerintahan,” katanya.
Kepak sayap SVI di ranah kendaraan listrik dimulai ketika menjalin kerjasama dengan Ford Ojo dan Segway-Ninebot. Setiawan menceritakan, dia terpesona melihat desain, fungsi, dan kenyamanan skuter listrik ini ketika berkunjung ke Sillicon Valley saat menemani anaknya masuk sekolah. Banyak orang yang menggunakannya untuk mobilitas keseharian di sana.
“Waktu itu baru mulai penyewaan ride sharing menggunakan apps. Saya berpikir ini akan jadi besar. Saat itu awalnya saya mau cari moge (motor gede) custom karena sedang berpikir ingin bawa sesuatu yang belum banyak orang punya, eh… malah kepincut ini,” kata Setiawan mengenang.
Ketertarikan itu membawanya mencari tahu lebih dalam. Tak lama, dia pun mengajukan permohonan kerjasama.
“Saya dekati merek Segway tersebut. Saya bilang bahwa di Indonesia belum ada, baru ada yang selundupan. Sebelumnya, saya juga sudah menyurati Ford Ojo. Mereka juga percaya karena melihat kami juga sebagai distributor JBL Pro sudah 10 tahun. Cukup lancar, setelah beberapa kali meeting akhirnya sepakat. Tahun 2019 masuk semua,” katanya.